Bisnisnews.net || Mayjen TNI Rido Hermawan, Deputi Kebangsaan Lemhannas hadiri acara HUT Suja Sukabumi Brotherhood, bertempat di Rinjani Cafe, Jalan Sarasa No 77, Cibeureum, Kota Sukabumi, Minggu 22/12/2024.
Kegiatan HUT tersebut mengambil tema “Sewindu Suja Bersama Dalam Keberagaman”.
Turut hadir dalam acara tersebut, unsur pemerintah, TNI, Polri serta beberapa elemen budaya dan tokoh masyarakat dari berbagai organisasi yang ada di Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Didaulat sebagai pembicara, Mayjen TNI Rido Hermawan berpesan kepada semua untuk selalu memperkokoh semangat kebangsaan dalam bingkai kebhinekaan dengan berbasis budaya.
“Saat ini kita menghadapi berbagai tantangan seperti globalisasi, digitalisasi, dan derasnya arus informasi yang sering kali mengikis nilai-nilai budaya lokal. Budaya, yang merupakan identitas bangsa, menjadi benteng yang mampu memperkokoh semangat kebangsaan kita,” ungkapnya.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, kita memiliki tradisi, bahasa, seni, dan adat istiadat yang beragam. Keberagaman inilah yang menjadi keunikan dan kekuatan kita. Namun, realitas hari ini menunjukkan bahwa budaya sering kali tersisih oleh budaya asing yang masuk melalui media sosial dan teknologi modern,” lanjutnya.
“Selain itu, modernisasi sering membuat kita lupa bahwa budaya bukan hanya sekadar seni atau tradisi, tetapi juga nilai-nilai yang mengajarkan kebersamaan, gotong royong, dan toleransi. Ketika nilai-nilai ini mulai terkikis, semangat kebangsaan kita pun ikut melemah.”
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk memperkuat kebangsaan melalui budaya?
1. Peran sebagai pelaku dan penggiat budaya sangat penting; adalah sebagai penjaga, pelestari, sekaligus inovator budaya, melalui seni, tradisi, dan praktik budaya.
2. Kita harus menjadikan budaya sebagai alat untuk merayakan keberagaman. Termasuk melestarikan kehadiran dan adanya “kebudayaan lokal” yang
tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman. Sebaliknya, itu adalah cermin kekayaan bangsa yang harus kita banggakan.
3. Kita perlu memanfaatkan teknologi. Di era digital ini, budaya bisa dikemas dengan lebih menarik dan disebarluaskan ke seluruh dunia. Media sosial, misalnya, bisa menjadi alat untuk mempromosikan identitas kebangsaan kita.
Strategi dan Tindakan Nyata
Namun, untuk mewujudkan semua itu, kita memerlukan langkah nyata, diantaranya:
1. Mulai dari pendidikan. Nilai-nilai budaya harus diintegrasikan dalam pendidikan, baik formal maupun informal. Anak-anak harus diajarkan bahwa budaya adalah bagian dari jati diri mereka sebagai orang Indonesia.
2. Perlu ada kolaborasi antara pemerintah, pelaku budaya, dan masyarakat. Program-program berbasis budaya, seperti festival seni atau pelatihan budaya, harus lebih sering diadakan untuk memperkuat semangat kebangsaan kita.
3. Memberikan penghargaan kepada para pelaku, menjaga dan melestarikan budaya adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan mendukung mereka, baik secara moral maupun materiil.
Oleh karena itu, Budaya adalah benteng terakhir kebangsaan. Jika ingin Indonesia tetap kuat dan bersatu, kita harus menjaga budaya kita. Mulai dari diri sendiri, lingkungan, hingga skala nasional.
“Saya mengajak kita semua, khususnya para pelaku dan penggiat budaya, untuk terus melestarikan budaya lokal, menginspirasi generasi muda, dan menjadikan budaya sebagai jalan untuk memperkuat kebangsaan kita. Dengan menjaga budaya, kita sedang menjaga Indonesia,” pungkasnya.***
Foto : Istimewa
Editor : Dul
(AAS)