Aktivis, Akademisi dan Beberapa Tokmas Gelar Diskusi Bahas Kejahatan Korupsi

Date:

Bisnisnews.net || Diskusi terbuka bertajuk “Korupsi adalah Kejahatan Kemanusiaan” digelar di Café Keledai, Dago, menghadirkan beragam pandangan tajam dan reflektif dari tokoh masyarakat, akademisi, aktivis, dan warga sipil.

Diskusi ini menjadi ruang kritis untuk menelaah bahwa korupsi di Indonesia telah bersifat sistemik, masif bukan sekadar tindakan oknum, terjadi di semua sector dan lini serta berdampak langsung pada kehidupan rakyat.

Para peserta menegaskan bahwa korupsi bukan hanya soal pelanggaran hukum, melainkan bentuk pengkhianatan terhadap kemanusiaan dan negara. Dalam forum tersebut, koruptor secara moral dinilai sebagai pengkhianat bangsa, karena merampas hak publik atas keadilan, kesejahteraan, dan pembangunan.

Andi Talman menyoroti secara holistik komprehensif pentingnya perubahan pola pikir (mindset) bangsa, yang buruk ( KKN AROGAN GA BERTANGGUNG JAWAB GA DISIPLIN. SANGAT KONSUMERIS GA PUNYA MALU. ) hanya dengan dua cara baik dari bawah melalui gerakan masyarakat, maupun dari atas lewat kepemimpinan yang berpihak pada rakyat.

Memahami masalah bangsa dan berani berkorban demi perbaikan nasib rakyat Ia juga mengkritik sistem bernegara yang semrawut akibat pengaruh ideologi kapitalis me dan neoliberalisme, demokrasi liberal yg tidak terjendali serta mengajak untuk meng implementasikan kembali nilai-nilai Pancasila secara nyata. Baik sebagai dasar Negara maupun pancasila sebagai sistim the way of life ( sistim tata kelola negara)

Nurachman, mantan Duta Besar RI untuk Kamboja, menyampaikan bahwa korupsi telah menjadi bagian dari struktur politik, termasuk dalam proses pemilihan umum. Ia menekankan pentingnya rule of law yang sejati, bukan sekadar rule by law, serta perlunya keberanian untuk membangun kembali bangsa melalui pendidikan, ekonomi, dan kesadaran kolektif.

Diskusi juga menyinggung lemahnya sistem pengawasan, tantangan bisnis rakyat di era digital, bias informasi di media sosial, serta absennya visi pembangunan sumber daya manusia. Para peserta menilai bahwa masyarakat perlu membangun gerakan moral yang kolektif, reflektif, dan berkelanjutan untuk melawan kemiskinan struktural, kemunafikan politik, dan praktik pencurian sumber daya rakyat.

Dalam diskusi tersebut, menguat usulan untuk membentuk sebuah komunitas rakyat antikorupsi bernama KomantiKor (Komunitas Anti Korupsi Rakyat), sebagai wadah perlawanan berbasis kesadaran kolektif, edukasi publik, dan konsolidasi moral rakyat terhadap praktik-praktik korup yang mengakar di berbagai lini kehidupan bangsa. Dengan memanfaatkan medsos sebagai wahana pencerahan bagi generasi muda melalui konten-konten yang mudah dicerna oleh GenZ serta gen Mel.***

Foto : Istimewa

Editor : M. Nabil

(Aab)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Berkas Tersangka Korupsi di Disdagin Dinyatakan Lengkap, Polres Sukabumi Limpahkan Perkara ke Kejari

Bisnisnews.net || Polres Sukabumi melimpahkan tiga orang tersangka kasus...

Soal Program Pembinaan Pelajar Bermasalah di Barak Militer, Disdik Kabupaten Sukabumi Dukung Penuh

Bisnisnews.net || Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk...

Respon Ringan Kapolri Soal Prajurit TNI Jaga Kantor Kejaksaan 

Bisnisnews.net ||  Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo irit bicara...

Kepala DP3A Yakin  Kabupaten Sukabumi  Raih Kategori Utama KLA

Bisnisnews.net || Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan...